INILAH.COM, Jakarta – Meski masih dihantui sentimen eksternal, IHSG pada Kamis (2/12) berpotensi menguat. Investor disarankan trading pada saham perbankan, infrastruktur dan KRAS.
Ridwan Novayanto dari Bumiputera Capital memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih berpeluang melanjutkan penguatan. “Namun, bursa masih akan diwarnai kejutan-kejutan dari faktor eksternal, yang berpotensi memicu aksi jual investor,” katanya kepada INILAH.COM.
Menurutnya, risiko penyebaran masalah Eropa sebenarnya cukup besar. Hal ini terlihat dari naiknya yieldobligasi portugal dan Spanyol, yang mempresentasikan tingginya resiko. Kendati tidak berdampak langsung terhadap bursa regional, khususnya pasar saham Indonesia, faktor eksternal ini sebaiknya diwaspadai.
Pasalnya, solusinya tidak bisa dilakukan cepat, meskipun Irlandia sudah mendapat dana talangan. Apalagi angka pengangguran Spanyol terpantau naik, “Hal ini pun dapat memicu koreksi-koreksi mengejutkan pada pergerakanbursa saham dan aksi panic selling,” ujarnya.
Ridwan menilai, salah satu hal yang harus diwaspadai sebenarnya adalah langkah-langkah pengetatan likuiditas di China untuk meredam inflasi. “Hal ini akan jauh mempengaruhi Asia ketimbang masalah kredit di Eropa,” paparnya.
Sementara dari dalam negeri, inflasi Indonesia pada November year on year di level 6,33%, ternyata lebih tinggi ketimbang estimasi sebelumnya. Angka ini juga melebihi target sepanjang tahun di 6%. "Namun, didukung perekonomian yang kuat, kemungkinan naiknya rating investment grade Indonesia, masih terbuka,” ucapnya.
Di tengah situasi ini, Ridwan menyarankan investor untuk trading, yakni mengambil posisi jangka pendek dan manfaatkan koreksi dari sentimen eksternal, untuk bargain hunting.
Beberapa saham yang disarankan berasal dari sektor perbankan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Tabungan Negara ( BBTN). Optimisme bahwa BI rate belum akan naik hingga akhir 2010, membuat saham perbankan masih menarik.
Terutama karena tidak ada kenaikan cost of fund. Apalagi bank akan relatif ekspansif pada 2011, “Proyek infrastruktur pemerintah akan mendorong perbankan mengucurkan kredit ke arah sana,”ulasnya.
Ridwan juga memilihkan saham Perusahaan Gas Negara (PGAS), karena secara teknikal, emiten ini masih cukup lagging. Setelah tertekan beberapa sesi terakhir, rebound PGAS belum maksimal karena tertahan koreksi global.“Investor bisa bargain hunting karena ada potensi penguatan,” katanya.
Saham terakhir yang dijagokan adalah Krakatau Steel (KRAS). Terutama karena harga emiten pendatang baru ini sudah turun jauh dari harga tertinggi setelah penawaran saham perdananya.
Pada perdagangan Rabu (1/12), IHSG ditutup melonjak 87,883 poin (2,48%) ke level 3.619,094. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup ramai, dimana volume transaksi tercatat sebesar 16,967 miliar lembar saham, senilai Rp 8,515 triliun dan frekuensi 158.753 kali.
Sebanyak 167 saham naik, 68 saham turun dan 72 saham stagnan. Kendati menguat, asing masih mencatatkan aksi jual, dengan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp545 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp3,546 triliun dan transaksi beli mencapai Rp3,000 triliun. [nat/mdr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar