Kamis, 23 Desember 2010

IHSG Terkoreksi, Menyimpan Tenaga?

INILAH.COM, Jakarta - Jelang cuti bersama Natal, laju IHSG Kamis (23/12) ditutup melemah tipis 9 poin. Pertahanan indeks dinilai masih tipis sehingga masih potensial naik ke level 3.700 pekan depan.




Perdagangan saham pada Kamis (23/12) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup turun 9,15 poin (0,25%) ke 3.611,53. Volume perdagangan mencapai 1,9 miliar unit saham senilai Rp1,7 triliun.

Pergerakan indeks diwarnai dengan 140 saham turun, 81 naik dan 90 saham stagnan. Untuk Jakarta Islamic Index (JII) turun 1,68 poin ke 521,2 dan saham unggulan di LQ45 turun 4,24 poin ke 651,2.

Penurunan saham di semua sektor terlihat tidak terlalu fluktuatif hanya tipis saja. meskipun saham sektor konsumer turun hingga 7,6 poin ke 1.069,9 disusul sektor perkebunan yang turun 5,9 poin ke 2.185,5. IHSG mengalami net foreing sell Rp84,3 miliar dengan pembelian asing Rp689,8 miliar dan penjualan asing Rp774,1 miliar.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, pelemahan tipis IHSG hanya 9 poin. Nilai transaksi pun anjlok hanya Rp2,8 triliun. Ini semata faktor libur Natal pekan ini. Sebab, banyak orang yang sudah melakukan cuti panjang hingga akhir tahun.

Sementara itu, asing juga masih mencatatkan net sell (aksi jual bersih). Tapi, koreksi ini bukan akibat faktor fundamental yang memicu kekhawatiran pasar. “Ini semata cuti bersama besok, Jumat (24/12),” tandas Willy.

Pertahanan indeks saham di atas 3.600, lanjut Willy, sangat positif. Ini menandakan besarnya harapan investor di empat hari terakhir perdagangan tahun ini yakni pada pekan depan.

“Empat hari kerja di pekan depan, indeks cukup waktu kembali menguat ke level 3.700,” timpalnya. Pada hari pertama pekan depan, indeks berpeluang menguat 20-30 poin. Sebab, bursa AS pun sudah terus menerus memecahkan level tertingginya. [mdr]

Senin, 20 Desember 2010

Komoditas & Semen, Saham Favorit Hari Ini



Harga komoditas seperti batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) dunia cenderung naik.
SELASA, 21 DESEMBER 2010, 08:01 WIB Antique, Purborini

Pialan memantau pergerakan saham (VIVAnews/Tri Saputro)
BERITA TERKAIT
Ini Saham Papan Atas Jadi Pilihan Investor
Lima Saham Pilihan Akhir Pekan Ini
DBS Indonesia: 2011, Bursa Masih Bullish
Analis: Cermati Saham Komoditas
Analis: Liriklah Saham Batu Bara
VIVAnews - Pemodal atau pelaku pasar disinyalir akan memburu saham-saham sektor komoditas dan industri semen pada transaksi hari ini, Selasa 21 Desember 2010.

"Komoditas masih menjadi primadona," kata Vice President PT Valbury Securities Nico Omer Jonckheere ketika dihubungi VIVAnews di Jakarta.

Saham tersebut antara lain PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR).

Ia memperkirakan, harga komoditas seperti batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) dunia cenderung naik hingga tahun depan. "Harga ini didorong pelemahan nilai dolar AS dan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang masih tinggi," ujar Nico.

Adapun saham semen menjadi pilihan, kata Nico, karena tingkat permintaan terhadap properti di Indonesia masih tinggi. "Demand household yang tinggi dan bunga KPR (kredit pemilikan rumah) yang rendah juga jadi pertimbangan," kata dia.
Nico menambahkan, permintaan terhadap kebutuhan perumahan, terutama pada usia produktif (35-45 tahun) terlihat cukup tinggi.

Sementara itu, Ikhsan Binarto, analis Indo Premier Securities berpendapat, saham-saham unggulan atau berkapitalisasi pasar besar tetap menarik minat beli investor.
"Sebab, harganya sudah terdiskon cukup banyak. Sementara itu, suku bunga perbankan juga masih rendah," tuturnya.
Saham-saham papan atas tersebut, kata dia, antara lain PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). (hs)
• VIVAnews

RUPSLB Setujui Rights Issue FREN




Foto: Istimewa
Oleh: Charles MS
Pasar Modal - Senin, 20 Desember 2010 | 20:46 WIB
TERKAIT
RUPSLB Setujui Rights Issue FREN
FREN Masih Tunda Bayar Bunga Obligasi ke-14
Inilah Nama-nama Direksi dan Komisaris Baru Telkom
CIMB Niaga Rights Issue dan Angkat Direktur Baru
Tidak Kuorum, RUPSLB FREN Ditunda

INILAH.COM, Jakarta - RUPSLB PT menyetujui PT Mobile-8 Telecom Tbk (Perseroan) untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), termasuk waran.

Dalam siaran persnya Senin (20/12) disebutkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung hari ini dihadiri oleh 65,58% pemegang saham Perseroan.

RUPSLB juga menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sehubungan dengan pelaksanaan konversi Obligasi.

Dengan disetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor sehubungan dengan pelaksanaan HMETD, Warran dan Obligasi Wajib Konversi ini, modal ditempatkan dan disetor yang semula sebesar Rp3,16 triliun akan menjadi setinggi-tingginya sebesar Rp14,02 triliun.

RUPSLB juga menerima baik dan menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan Pembelian saham PT Smart Telecom oleh Perseroan.

Rekomendasi Saham Saham Lapis Dua Bisa Dipilih




inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Asteria & Natascha
Pasar Modal - Selasa, 21 Desember 2010 | 06:46 WIB
TERKAIT
Saham Lapis Dua Bisa Dipilih
Inilah Saham Pilihan Selasa (21/12)
Saham BUVA Terbanyak Dibeli Asing
Inilah Daftar 10 'Top Foreign Sell' Hari Ini
Saham TIRT Teraktif Diperdagangkan Hari Ini
INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Selasa (21/12) berpotensi rebound. Saham lapis dua dan tiga, serta saham unggulan yang sudah terkoreksi tajam, bisa jadi pilihan.

Pengamat pasar modal Edwin Sinaga mengatakan, IHSG hari ini masih berpeluang menguat. Koreksi pada perdagangan kemarin dinilai hanya realisasi gain dari investor asing. “Market masih menarik dan level 3.700 bisa dicapai pada akhir tahun,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Ia mengakui, market saat ini sudah dilanda demam liburan, sehingga transaksi menipis. Namun market Indonesia masih menarik karena suku bunga yang tetap tinggi,”Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi tahun depan,” katanya.

Sementara window dressing diperkirakan tidak akan banyak lagi, mengingat saham-saham unggulan berkapitalisasi besar sudah menguat signifikan. Menurutnya, selain tidak ada kepentingan yang mendesak, para fund manager sudah mencapai target NAV yang tinggi dari saham-saham bluechip.

Disamping itu, hampir semua emiten mencatatkan kinerja yang kinclong tahun ini, dengan rata-rata valuasi saham sudah melampaui book value dan PE, “sehingga bisa dikatakan saham-saham ini sudah mahal,” ucapnya.

Namun, Edwin memperkirakan masih ada potensi window dressing pada saham lapis dua dan tiga. Salah satunya dari grup Lippo, kemudian Multipolar Corporation (MLPL) karena laba kuartal terakhir melonjak tinggi, dan Matahari Putra Prima (MPPA) yang baru saja melakukan penjualan aset, sehingga arus kasnya sangat kuat, “Rekomendasi trading buy untuk MPPA dan MLPL,”katanya.

Di tengah situasi ini, Edwin masih merekomendasikan trading beberapa saham unggulan yang sudah tertekan cukup dalam. Salah satunya dari sektor perbankan , seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI),”Rekomendasi buy on weakness pada emiten-emiten ini,” ujarnya.

Sedangkan untuk akumulasi, saham yang diperkirakan masih prospektif ke depannya adalah saham baja Krakatau Steel (KRAS), “Akumulasi buy saham pendatang baru ini,” katanya.

Pada perdagangan Senin (20/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 12,755 poin (0,35%) ke level 3.568,810. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup ramai, dimana volume transaksi tercatat 3,578 miliar lembar saham, senilai Rp3,139 triliun.

Sebanyak 69 saham menguat, 155 saham melemah, dan 71 saham stagnan. Koreksi bursa didukung aksi jual asing yang mencatatkan transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp58 miliar. Rinciannya adalah nilai jual mencapai Rp4,824 triliun dan nilai beli asing sebesar Rp4,765 triliun. [mdr]

Rabu, 08 Desember 2010

Inilah Saham Pilihan untuk Desember


Headline
inilah.com/Agung Rajasa

sumber : http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1034222/inilah-saham-pilihan-untuk-desember

INILAH.COM, Jakarta – Hingga akhir 2010, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus menguat, menjajal level 3.900. Saham-saham apa yang masih menarik diburu investor?

Yuganur Wijanarko dari HD Capital melihat IHSG akan menuju level 3.900 akhir tahun ini. Salah satunya karena optimisme akan pertumbuhan ekonomi, dengan GDP 6,5%. Selain itu, pertumbuhan laba emiten sebesar 20% pada 2011, membuat PER IHSG di level 3.750 diturunkan dari 16 kali ke 14 kali. “Dengan PER 15-16 kali pada 2011, maka IHSG seharusnya berada di 3.900 -4.000,” ungkapnya, Senin (6/12).

Sedangkan sentimen dari eskternal, berasal dari stimulus The Fed yang untuk sementara waktu, akan memompa likuiditas global di emerging market. “Harga komoditas juga dalam tren penguatan, terutama harga minyak dan batubara, akibat inflasi global tinggi,” ujarnya.

Ia menuturkan, sentimen negatif regional telah menekan IHSG sebesar 6% dari level tertinggi 3.770 ke 3.530. Namun pembalikan arah dan pembentukan up-trend-line baru terjadi di 3.530 untuk meneruskan tren naik kembali ke all time high 3.770.

Secara teknikal, stochastic mingguan yang upticking buy, juga menunjang rally IHSG kembali ke 3.770. “Ini berarti, bila IHSG berhasil ditutup diatas high 3.770, maka kemungkinan besar skenario IHSG 3.900 di akhir Desember masih berjalan,” paparnya.

Senada dengan pengamat pasar modal Irwan Ibrahim yang menilai indeks hingga akhir 2010 akan naik mencapai level 3.850-3.900. Menurutnya, antisipasi pasar atas window dressing pada Desember ini, yang selalu diikuti short covering pada dua pekan menjelang tutup market di akhir tahun, menjadi katalisnya, “Karena itu, indeks berpeluang terus menguat di akhir Desember dan akan menembus 3.950 di awal Januari 2011,” ujarnya.

Irwan menjelaskan, investor kerap menggunakan pola technical trading dalam short covering untuk mendapatkan margin di akhir Desember. Sebab, dalam situasi transaksi window dressing yang disusul short covering, IHSG akanterus naik, karena tidak pernah mengalami overbougt.

“Para manajer investasi di asuransi, sekuritas serta hedge fund bermain portofolio margin dengan short position, untuk menutupi kerugian dan memenuhi penempatan yang sebelumnya kosong karena dananya diputar di aset-aset lain,” tuturnya.

Untuk Desember ini, Yuga merekomendasikan beberapa saham. Dari sektor tambang, ia memilih saham Adaro Energy (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan Bumi Resources (BUMI). “Target harga ADRO, ITMG dan BUMI untuk satu bulan ke depan dapat mencapai masing-masing Rp2.550, Rp52.000 dan Rp3.250,” ujarnya.

Sedangkan saham perbankan pilihannya adalah Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target harga Rp12.100, Bank Mandiri (BMRI) dengan harga dapat mencapai Rp7.300 dan Bank Bukopin (BBKP) dengan target harga Rp710.

Saham lain yang dinilai Yuga berpeluang naik adalah Telekomunikasi Indonesia (TLKM) yang memiliki target harga Rp8.600, Astra International (ASII) Rp58.000 dan Indofood Sukses Makmur (INDF) yang akan mencapai harga Rp5.200.

Tidak jauh berbeda dengan Irwan yang merekomendasikan saham komoditas, infrastruktur, konsumsi dan perbankan. Saham-saham komoditas pilihannya adalah Bumi Resources (BUMI), International Nickel Indonesia (INCO), Astra Agro Lestari (AALI), PT PT PP London Sumatera Indonesia (LSIP), dan United Tractors (UNTR). “Saham UNTR akan terus naik ke level Rp25.000,” ungkapnya.

Saham perbankan yang menarik adalah BMRI, BBRI, Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Central Asia (BBCA). Sedangkan untuk infrastruktur, pilihannya adalah Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), Telkom (TLKM) dan Indosat (ISAT). Untuk sektor konsumer, bisa memilih saham Gudang Garam (GGRM), HM Sampoerna (HMSP) dan Indofood Sukses Makmur (INDF). “Saya rekomendasikan investor untuk mengambil posisi beli di saham-saham tersebut,” tandasnya. [mdr]

Inilah Saham Pilihan Kamis (9/12)


Headline


INILAH.COM, Jakarta - Saat ini investor diperkirakan sedang mengantisipasi keluarnya laporan keuangan kuartal IV 2010. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi kalau indeks terjadi koreksi sehat.

Hal itu dikutip dari hasil riset analis senior HD Capital, Yuganur Wijanarko kemarin. "Pasar mulai bergerak untuk antisipasi hasil laporan keuangan kuartal IV 2010, sehingga bila terjadi koreksi sehat akibat keadaan jenuh beli rekomen akumulasi," tulisnya.

Indeks kemarin ditutup menguat 1,27% ke level 3.769,99 atau merupakan rekor terbaru di 2010. Volume perdagangan tercatat sebanyak 4,31 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp5,74 triliun. Foreign buy tercatat Rp3,75 triliun sebanyak 1,29 miliar saham, sedang foreign sell sebesar Rp3,56 triliun atau sebanyak 772,19 juta saham.

Untuk hari ini, IHSG akan bergerak di kisaran support 3.725-3.670-3.575 dan level resistance: 3.800-3.840-3.90.

Saham pilihan Astra International (ASII) disarankan beli dengan target harga di 57.100 dari penutupan kemarin di 54.550. Strategi masuk pertama di 54.000 dan kedua di 53.000 dengan cut loss di 51.500. Kontribusi dari anak usaha Alat berat & CPO dapat menunjang kinerja laba di kuartal IV 2010 & tahun 2011.

Saham Timah (TINS) disarankan beli dengan target harga di 2.975 dari penutupan kemarin di 2.800. Strategi masuk pertama di 2.750 dan kedua di 2.650 dengan cut loss di 2.550.

Saham Bank Bukopon (BPKP) disarankan beli dengan target harga di 710 dari penutupan kemarin di 660. Strategi masuk pertama di 650 dan kedua di 630 dengan cut loss di 610.

Saham Alam Sutera (ASRI) disarankan beli dengan target harga di 315 dengan penutupan di 290. Strategi masuk pertama di 285 dan kedua di 275 dengan cut loss di 265. Outlook pertumbuhan ekonomi dan suku bunga untuk 2011 yang kondusif bagi sektor properti. Hal ini dapat meningkatkan proyeksi laba dan NAVS 2011 untuk emitten property dengan profitability ratio (NPM/ROE tahun 2011) tertinggi di sektornya. [hid]

Kamis, 02 Desember 2010

Akhir Pekan, IHSG Akan Didera Profit Taking


Jum'at, 3 Desember 2010 - 07:50 wib
Ade Hapsari Lestarini - Okezone
Papan Perdagangan IHSG. Foto: Astra Bonardo/Koran SI

JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi masih akan menguat kendati akan didera profit taking karena memasuki akhir pekan.

Diketahui, IHSG perdagangan sore kemarin bergerak percaya diri yang diselimuti optimisme dari bursa regional dan sektor dalam negeri. IHSG, Kamis (2/12/2010) sore menguat hingga 75,2 poin atau 2,06 persen ke 3.694,58. Namun untuk pergerakan hari ini, tampaknya IHSG akan bergerak fluktuatif, berikut analisanya:

etrading Securities

Pada perdagangan kemarin IHSG kembali menguat 75 poin di kisaran level 3.694 dan jika silihat dari RSI IHSG masih berada dalam area bearish tetapi mengalamirebound dan pada saat pada perdagangan hari Jumat ini dapat dilihat apakah garis RSI 50 dapat ditembus.

"Jika IHSG tidak dapat menembus garis RSI ini, maka ada kemungkinan terjadi profit taking dan saham akan mengalami koreksi, walaupun secara long term IHSG masih bullish dan pada saat ini IHSG mempunyai resistance di level 3.710 dan resistance 2 di level 3.733 dan support di kisaran 3.630," tandas tim analis dari etrading Securities.

Maka dari itu, IHSG pada hari ini diperkirakan akan berada dalam kisaran 3.630.3.733 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Intraco Penta Tbk (INTA).

Panin Sekuritas

IHSG kembali mencatat kenaikan besar dan melanjutkan rebound yang terjadi sehari sebelumnya. Kekhawatiran akan krisis utang Eropa sedikit mereda menyusul bailout yang dikucurkan bagi Irlandia awal pekan ini.

"Hari ini kami perkirakan minat beli akan sedikit menurun karena faktor akhir pekan. Di sisi lain kami melihat beberapa saham perbankan dan second liner masih cukup menarik untuk trading jangka pendek. Kisaransupport-resistance 3.682-3.712," kata Research Analyst Panin Sekuritas Purwoko Sartono, dalam buletinnya

Rabu, 01 Desember 2010

Irwan Ibrahim January Effect Akan Pacu BUMI ke Level Rp5.000


INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (29/11) diprediksi rebound. Para fund manager mempercantik penempatan portofolio menjelang akhir tahun. Di Januari effect saham ini bisa capai Rp5.000. Buy!


Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini, karena antisipasi pasar atas momentum akhir tahun di mana para fund manger mempercantik penempatan portofolio. Mereka melakukan perburuan di saham-saham komoditas termasuk BUMI.

Karena itu, Irwan merekomendasikan beli sejuta umat ini dengan target Rp3.300 dalam pekan ini. Sedangkan target jangka menengahnya di level Rp5.000 awal 2011. “Level itu bisa dicapai di January effect pada 20 Januari hingga pertengahan Februari 2011,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (26/11), saham BUMI ditutup melemah Rp25 (0,81%) jadi Rp3.025, dengan intraday tertinggi mencapai Rp3.050 dan terendah Rp2.975. Volume transaksi mencapai 214,1 juta unit saham senilai Rp321,3 miliar dan frekuensi 2.320 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Akhirnya BUMI melemah Rp25 akhir pekan kemarin. Bagaimana prediksi pergerakan BUMI awal pekan ini?

Saham BUMI akan naik. Potensi penguatannya karena berbagai faktor. Salah satunya adalah antisipasi pasar atas momentum jelang akhir tahun. Para fund manager regional akan mempercantik penempatan mereka di portofolio.

Mereka masuk di saham-saham sektor pertambangan atau energi secara umum terutama saham BUMI. Ini seiring tren harga komoditas dan energi yang akan melaju pada awal Januari hingga Maret 2011 dengan kenaikan yang tajam.

Saat ini harga minyak mentah dunia di level US$83,76 per barel dan batu bara masih betah di atas US$100 di level US$105 per metrik ton. Meskipun turun dari level US$108 per metrik ton, tren pergerakan harga batu bara akan terus naik.

Akan bergerak di kisaran berapa saham BUMI?

Awal pekan, akan kembali rebound ke level resistance Rp3.075-3.150 dan Rp3.000 sebagai level support-nya. Jika melihat trennya, target BUMI sepekan ke depan di level Rp3.300.

Bagaimana listing saham PT Bumi Resourses Minerals (BRMS), anak usaha BUMI pada awal Desember?

Ya faktor itu juga. Ini akan memicu perpindahan dana dari market ke saham pendatang baru itu. Meski tidak banyak, tapi cukup positif bagi induk usahanya yaitu BUMI. Sebab, saham-saham di sektor yang sama atau grupnya akan mengalami penguatan. Di sisi lain, investor juga akan melihat indikator lainnya di pasar regoional. Jika industri yang sejenis naik, di dalam negeri pun akan terus naik.

Lalu, pasar juga akan melihat, apakah saham BRMS itu oversubscribe atau tidak. Jika oversubscribe-nya terlalu banyak hingga 5-6 kali, saham-saham di sektornya akan terus naik. Sebab, pascarefund, sebagian investor tidak mendapatkan saham BRMS. Mereka berpeluang, akan membelinya di pasar sekunder pascalisting.

Pembelian juga terjadi pada saham-saham di sektor yang sama ataupun grupnya, yaitu grup Bakrie termasuk BUMI. Pasar juga akan memastikan seberapa besar para fund manager asing masuk di saham BRMS. Sebab, investor asing yang memiliki likuiditas cukup banyak.

Bagaimana dengan asing yang mencatatkan aksi jual bersih senilai di atas Rp1 triliun akhir pekan lalu?

Itu hal biasa terjadi karena ada crossing. Investor menjual di pasar negosiasi dan bukan di regular market. Kalau di regular market tidak akan sebesar itu.

Bagaimana dengan kabar PT Energi Mega Persada di grup Bakrie yang akan diakuisisi Pertamina setelah PT Medco Energy?

Itu tidak terlalu berpengaruh banyak pada pergerakan saham BUMI. Sebab, ini merupakan rumor lama. Sebab, jika BUMN akan akuisisi saham swasta, prosesnya akan panjang karena harus melalui DPR. Karena itu, aksi korporasi ENRG belum bisa dipastikan apakah berpengaruh positif atau tidak atas BUMI. Itu belum pasti sehingga belum akan jadi sentimen positif bagi saham-saham di grup Bakrie termasuk BUMI.

Apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Saya rekomendasikan beli saham BUMI dengan target Rp3.300 dalam pekan ini. Sedangkan target jangka menengahnya di level Rp5.000 pada Januari 2011. Level itu bisa dicapai di January effect pada 20 Januari hingga pertengahan Februari 2011. [ast]

Trading Saham Bank-Infrastruktur


INILAH.COM, Jakarta – Meski masih dihantui sentimen eksternal, IHSG pada Kamis (2/12) berpotensi menguat. Investor disarankan trading pada saham perbankan, infrastruktur dan KRAS.


Ridwan Novayanto dari Bumiputera Capital memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih berpeluang melanjutkan penguatan. “Namun, bursa masih akan diwarnai kejutan-kejutan dari faktor eksternal, yang berpotensi memicu aksi jual investor,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, risiko penyebaran masalah Eropa sebenarnya cukup besar. Hal ini terlihat dari naiknya yieldobligasi portugal dan Spanyol, yang mempresentasikan tingginya resiko. Kendati tidak berdampak langsung terhadap bursa regional, khususnya pasar saham Indonesia, faktor eksternal ini sebaiknya diwaspadai.

Pasalnya, solusinya tidak bisa dilakukan cepat, meskipun Irlandia sudah mendapat dana talangan. Apalagi angka pengangguran Spanyol terpantau naik, “Hal ini pun dapat memicu koreksi-koreksi mengejutkan pada pergerakanbursa saham dan aksi panic selling,” ujarnya.

Ridwan menilai, salah satu hal yang harus diwaspadai sebenarnya adalah langkah-langkah pengetatan likuiditas di China untuk meredam inflasi. “Hal ini akan jauh mempengaruhi Asia ketimbang masalah kredit di Eropa,” paparnya.

Sementara dari dalam negeri, inflasi Indonesia pada November year on year di level 6,33%, ternyata lebih tinggi ketimbang estimasi sebelumnya. Angka ini juga melebihi target sepanjang tahun di 6%. "Namun, didukung perekonomian yang kuat, kemungkinan naiknya rating investment grade Indonesia, masih terbuka,” ucapnya.

Di tengah situasi ini, Ridwan menyarankan investor untuk trading, yakni mengambil posisi jangka pendek dan manfaatkan koreksi dari sentimen eksternal, untuk bargain hunting.

Beberapa saham yang disarankan berasal dari sektor perbankan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Tabungan Negara ( BBTN). Optimisme bahwa BI rate belum akan naik hingga akhir 2010, membuat saham perbankan masih menarik.

Terutama karena tidak ada kenaikan cost of fund. Apalagi bank akan relatif ekspansif pada 2011, “Proyek infrastruktur pemerintah akan mendorong perbankan mengucurkan kredit ke arah sana,”ulasnya.

Ridwan juga memilihkan saham Perusahaan Gas Negara (PGAS), karena secara teknikal, emiten ini masih cukup lagging. Setelah tertekan beberapa sesi terakhir, rebound PGAS belum maksimal karena tertahan koreksi global.“Investor bisa bargain hunting karena ada potensi penguatan,” katanya.

Saham terakhir yang dijagokan adalah Krakatau Steel (KRAS). Terutama karena harga emiten pendatang baru ini sudah turun jauh dari harga tertinggi setelah penawaran saham perdananya.

Pada perdagangan Rabu (1/12), IHSG ditutup melonjak 87,883 poin (2,48%) ke level 3.619,094. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup ramai, dimana volume transaksi tercatat sebesar 16,967 miliar lembar saham, senilai Rp 8,515 triliun dan frekuensi 158.753 kali.

Sebanyak 167 saham naik, 68 saham turun dan 72 saham stagnan. Kendati menguat, asing masih mencatatkan aksi jual, dengan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp545 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp3,546 triliun dan transaksi beli mencapai Rp3,000 triliun. [nat/mdr]